SELANGKAH MENUJU JELANG KOALISI PDI P-GOLKAR

Selangkah Menuju Koalisi   PDIP  -  Golkar



Calon presiden PDI-P Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua umum Partai Golkar bertemu hari Selasa (13/05) di pasar Gembrong Johar Baru, Jakarta Pusat. Keduanya mengisyaratkan bakal menggelar koalisi.Indonesien Wahl Joko Widodo
Kandidat presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) memperkuat peluangnya memenangkan pemilu presiden 9 Juli mendatang, setelah mendapat dukungan dari partai terbesar kedua, Golkar.



"Ini adalah langkah menuju koalisi," kata taipan bisnis dan pimpinan partai Golkar Aburizal Bakrie kepada wartawan di pasar Gembrong, Jakarta, di mana kedua pemimpin bertemu. "Kemudian, tentu saja, jika kita dapat membentuk koalisi, kita akan mendukung Jokowi untuk menjadi presiden," katanya.

Pejabat senior Golkar, David Tampubolon kepada kantor berita Reuters melalui telepon juga mengamini pembentukan koalisi tersebut: "Kami telah secara resmi memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Jokowi.“

PDI P- partai yang mengusung Jokowi sebagai capres-- menang dalam pemilu legislatif. Namun partai itu gagal untuk menghimpun cukup kursi untuk memenuhi ambang batas untuk mencalonkan presiden sendirian. Sehingga perlu membentuk koalisi dengan partai lain.

Sebelumnya media terus berspekulasi bahwa Jokowi akan memilih mantan wakil presiden Jusuf Kalla --yang populer dan saat ini memimpin Palang Merah Indonesia—untuk mendampinginya.

Pertemuan di pasar

Dikutip dari media online Detik.com, dalam sebuah konferensi pers, Jokowi menyebutkan kenapa mereka berjumpa di pasar: “Malam hari ini saya bertemu di Pasar Gembrong dengan Pak Aburizal Bakrie, Pak ARB. Kenapa tempatnya di sini karena ini ekonomi kerakyatan kita ada di sini. Penjual pisang, sayur, ikan, tahu tempe, ada di dalam pasar. Sehingga tempat yang sangat kerakyatan," kata Jokowi yang mengenakan kemeja putih.



Di samping itu Jokowi juga membuka peluang koalisi PDIP-Golkar. Namun Jokowi ingin memastikan kerjasama yang dibangun bukanlah soal bagi-bagi kue kekuasaan.“



Aburizal Bakrie Dalam kesempatan itu, Aburizal Bakri mengisyaratkan, bahwa ia tidak lagi mengejar kursi presiden. “Jadi yang penting kan berkali-kali saya jelaskan presiden atau wakil presiden hanya instrumen mencapai kesejahteraan rakyat," tutur Aburizal.






Setelah Prabowo Menggaet Hatta

Pengumuman itu terjadi tak lama setelah saingan utama Jokowi, mantan jenderal Prabowo Subianto, mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah memilih Menko Perekonomian Hatta Rajasa dari partai Amanat Nasional sebagai calon wakil presiden.

Hatta Rajasa juga telah mengudurkan diri sebagai menteri dalam pemerintahan. Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, menyatakan mundurnya Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa sebagai Menteri Koordinator Perekonomian mempertegas bahwa Hatta akan menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.








Dukungan PKB

Di hari yang sama, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengumpulkan kadernya yakni para pengurus Dewan Pimpinan Wilayah PKB menggelar perhelatan Konsolidasi Nasional di DPP PKB, Cikini, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, seluruh pimpinan wilayah juga sepakat mendukung bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo dalam pemilu presiden tahun ini.




Keuntungan Bagi Jokowi

Kandidat terkuat Joko Widodo atau Jokowi mendapat “keuntungan” dari perpecahan para pendukung saingannya menjelang pemilihan presiden Juli mendatang. 
Caleg Gagal: Gangguan Jiwa demi Sepotong Kuasa
Ribuan bekas calon legislatif mengalami gangguan mental lantaran gagal terpilih. Mereka terpaksa pertaruhkan harta pribadi lantaran minimnya pendanaan dari partai. Pemerintah berniat mengatasi masalah tersebut.

Jokowi dalam Bayangan Dinasti

Tantangan berat bagi Jokowi -- tak hanya berada di luar, tapi di dalam, tepat di jantung partai pendukungnya yang masih kuat dilingkupi politik dinasti.Harapan Reformasi Ekonomi Meredup?
Prospek untuk reformasi yang sangat dibutuhkan Indonesia kini dalam keraguan setelah partai oposisi terbesar gagal meraih suara sebagaimana diharapkan dan memaksanya membangun koalisi yang rumit. 
Jokowi Belum Aman.

Joko Widodo belum aman. Perolehan suara PDI-P meleset dari perkiraan. Hitung cepat menempatkan partai pengusung Jokowi itu gagal memenuhi syarat 25 persen agar bisa mengajukan kandidat tanpa perlu berkoalisi.


 Semoga Bermanfaat bagi anda,terima kasih telah berkunjung di Blog kami.
      
                                             Bom-Bom-Car         ( ^.^ )

Leave a Reply